Admin : Yuli Amalia Samosir
Sabtu,
20/8/2015

Ridho (Ridho Anugrah) begitu
panggilan akrabnya, pria yang tidak mau menyebutkan usianya saat
diwawancarai. Beliau lahir di Sei Parit
Rampah dan besar di Kisaran yang saat ini sedang menyelesaikan strata satu nya
di Fakultas Ekonomi Universitas Asahan semester tujuh. Dia merupakan sosok
senior yang baik dan peduli terhadap juniornya, karna dapat di hitung jari
sosok senior di Fakultas Ekonomi Universitas Asahan yang mau peduli serta
memotivasi adik-adik junior, berbagai pengalaman dan karya yang telah ia
lahirkan menjadi suatu nilai standart Mahasiswa ideal, berorganisasi dan terus
berproses dalam Himpunan Mahasiswa Islam adalah cara yang menjadikan dirinya
sebagai Mahasiswa Intelektual yang
bersinergi dalam gerakan Mahasiswa.
Bercerita tentang pengalaman, saya pernah
mengalami naik turunnya suatu dinamika hidup, pernah merasakan hidup susah
serba kekurangan dengan makan lauk seadanya, tapi itu dulu swaktu saya SMA
dimana keadaan ekonomi keluarga sangat rendah. Sebab itu untuk meringankan beban
orang tua saya bekerja di sebuah rumah makan ayam penyet seusai tamat SMA agar
cita-cita saya untuk melanjut ke perguruan tinggi kesampean. Brige dulu setahun
setalah tamat SMA ngumpuli modal buat ngelanjut, ia akhirnya setelah stahun
berlalu saya kesampean melanjut ke perguruan tinggi, ea karna terbatas dana
saya putuskan kuliah di perguruan tinggi yang ada di kota saya yaitu
Universitas Asahan (UNA). Ia gak papa la walaupun swasta tapi itu semua
tergantung kitanya, kalaw kita niat pingin sukses dimanapun kuliahnya pasti
sukses kok, karena rejeki udah di atur Allah SWT, Ucapnya.
Saat kuliah waktu saya lebih banyak
di habiskan di rumah makan tempat saya bekerja, terhitung dua tahun lamanya
saya bekerja semenjak tamat SMA, namun selama itu saya merasa tidak memiliki
perubahan dalam diri saya walaupun sudah kuliah, teman bergaul cumak beberapa
orang saja, kenalan/relasi tidak ada, malu berbicara sama orang yang baru di
kenal, dan di persaingan akademis pun saya selalu kalah. Nilai saya jelek,
kalau kuliah mengantuk ibarat pepatah padi semakin tua semakin menunduk,
hehehehe.... bahkan yang lebih parah lagi kalaw saya dapat tugas presentasi
rasanya kayak berhadapan dengan malaikat maut, takut banget, buat ngomong aja
susah.
Saat saya semester tiga saya berjumpa
dengan teman lama saya yang juga kuliah di UNA dan dia mengajak saya untuk
berorganisasi, hmmm...awalnya saya menganggap organisasi itu gak penting dan
hanya buang-buang waktu. Tapi karna temen yang mengajak saya pun ikut-ikutan,
sekalian cari temen baru. Setelah beberapa bulan saya berproses di organisasi
dan mengikuti berbagai pelatihan, disaat itulah perubahan saya rasakan dalam
diri, menjadi lebih berani bertindak, berbicara, menyampaikan ide dengan
percaya diri yang tinggi saat presentasi atau diskusi. Waww.... ternyata
diakhir semester luar biasa saya mendapat nilai yang baik dari IP 2,80 menjadi
IP 3,40, hehehe ia walaupun tak begitu tinggi tapi terasa kali perubahannya.
Sejak saat itu saya memutuskan
berhenti bekerja dan fokus untuk berproses serta berkarir di organisasi dan
kampus. Mencari pengalaman sebagai seorang pemimpin, seorang manajemen
organisasi yang baik, administrasi yang handal yang mana semua itu tidak
diajarkan di dalam dunia pendidikan melainkan di dapat dari pengalaman
organisasi. Banyak manfaat yang saya dapat teman banyak, relasi banyak, dan
tentu menjadi orang yang berani dan tegas mengambil keputusan.
Awal pertama kali saya berorganisasi
yaitu LPMA (Lembaga Pers Mahasiswa Asahan) berproses selama stahun akhirnya
saya dipercayai untuk mengemban amanah sebagai Sekretaris Umum tahun 2013.
Kemudian hal itu menjadi batu loncatan buat saya untuk naik lagi ke strata yang
lebih tinggi, kebetulan pada saat itu sedang dibuka pendaftaran pemilihan
Gubernur Fak. Ekonomi. Dengan semangat saya bertanya kepada panitia apa saja
syarat nya, eh ternyata saya yang pada saat itu masih semester 3 belum boleh
menyalon gubernur dan hanya boleh menjadi wakil gubernur. Kemudian teman saya
menyarankan agar saya berkoalisi kepada salah satu calon yang pada saat itu
belum punya pasangan, setelah bertemu dan menemukan kesepakatan akhirnya kami
maju sebagai calon gubernur dan saya sebagai wakil gubernur, dan syukur
alhmdulilah kami menang dan terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur
periode 2013-2014. Pungkas kanda Ridho setelah bercerita panjang lebar.
Tidak hanya sampai disitu beliau
juga sempat keluar masuk beberapa organisasi Mahasiswa, hingga akhinya ia
mantapkan hatinya untuk ber- HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) serta terus
berproses dan belajar dalam pengkaderan HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam ),
selama pindah-pindah organisasi baginya tidak ada yang lebih baik dari
pengkaderan HMI. Beliau juga mengatakan bahwa di HMI lah beliau mendapat banyak
ilmu yang berharga tentang ke intelektualan, tentang cara memimpin rapat yang
baik, tentang kaedah menjadi instruktur (Training OF Trainer) yang benar,
pelatihan-pelatihan dengan konsep yang beda memacu semangat dalam diri, dan masih banyak lagi pengalaman yang tak
dapat diceritakan satu persatu duka, suka semuanya ada. Hingga membuat dirinya
dipercayai mengemban amanah sebagai Pengurus HMI Cabang Kisaran Asahan Periode
2015-2016 sebagai DIKLAT Anggota (Pedidikan Dan Latihan Anggota). ini merupakan
pencapaian yang sangat panjang bagi seorang kanda Ridho.
Dari semua yang telah beliau raih ada banyak hal
yang belum dapat ia capai dan ia lakukan salah satunya yaitu membahagiakan
kedua orang tuanya yang selama ini menjadi pondasi kesuksesan yang telah ia
raih selama ini. “Banyak hal yang telah saya lalui dan semua terasa indah saat
saya pulang kerumah dan melihat kedua orang tua, ungkapnya”. Lelah seakan
hilang seketika sesaat melihat kedua orang tua yang berada dalam satu rumah
yang rukun, ya begitu lah kanda Ridho. Ia juga berpesan “silahkanlah berproses
dalam HMI dan terus berusaha tanpa mengenal kata lelah, dan bila kamu ingin
jadi pemimpin maka jadila pemimpin yang bertanggung jawab kreatif dan jujur”
itu yang beliau sampaikan pada saya. Satu hal yang akan saya ingat dan terapkan
dalam kehidupan yaitu “ jadila orang pandai bertanya, dan jadilah pendengar
yang baik”.
Itulah sosok senior yang saya anggap adalah seorang
yang bertalenta, dan semoga bisa menjadi contoh bagi kita semua
junior-juniornya sehingga terdorong semangat untuk perubahan dalam diri menjadi
yang lebih baik lagi, Yakin Usaha Sampai.(YAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar