Minggu, 07 Februari 2016

JANGAN HANYA KRITIK TANPA SOLUSI, JANGAN HANYA BISA MENILAI TANPA BISA BERBUAT, DIES NATALIS HMI 69 TAHUN untuk NEGERI



Oleh : Ridho Anugrah

Kisaran (5/2/16). Hal itu memang tak bisa di pungkiri menjadi suatu budaya dalam negeri ini. negeri ini sangat besar, sangat kaya dengan SDA nya yang tersebar dari sabang sampai maroeke, namun kenapa kita masih menjadi negara berkembang saja, kapan majunya? Hal itu disebabkan masih banyak diantara kita yang hanya bisa berbicara tapi sedikit perbuatan yang bisa kita lakukan buat bangsa ini. Tak perlu besar-besar dari hal yang terkecil saja itu sudah menjadi bentuk perbuatan yang nyata asal itu  bermanfaat bagi banyak orang, semisal membantu orang yang sedang mengalami masalah.

Tepatnya tanggal 5 Februari 1947 menjadi sejarah besar bagi bangsa ini lahir sebuah himpunan mahasiswa yang disebut dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dalam masa perjalanannya HMI juga telah banyak berjuang untuk Indonesia salah satu sejarah perjuangan HMI adalah saat dimana peran serta HMI melawan komunis pada masa Transisi ke Orde Baru (1965-1966)
Hmi Syari'ah
HMI SYARIAH
, hingga HMI menjadi bulan-bulanan PKI untuk segera mendesak pemerintah membubarkan HMI, namun HMI tak lemah begitu kuat dan mampu bertahan hingga sekarang ini. Sejarah itu banyak yang tidak tau, dan terkubur begitu saja. 

Di era modern ini HMI punya tantangan baru yaitu menjadi tombak perubahan bangsa untuk sebuah perubahan pola pikir masyarakat, perubahan mental menjadi lebih baik, seperti slogan Bapak Presiden kita Revolusi Mental. Masyarakat kita cenderung hanya mampu menilai, menyalahkan, mengkritisi setiap gejolak dan perubahan yang ada di negeri ini namun tak mampu berbuat banyak. Dari yang tekecil saja kita tak mampu melakukannya seperti budaya jujur yang pernah di tanamkan dari orang tua kita sejak kecil. Hal ini yang membuat bangsa kita tak mampu berubah dari posisi berkembang menjadi maju karna kita masih sibuk berdiskusi tapi tak ada action (tindakan), masih mending kalau diskusi itu menghasilkan solusi, yang ada malah pertengkaran. Mulai dari yang mengkritik tak beretika menyampaikannya, kepentingan politik yang tersimpan, hingga sebab salah paham berujung bentrok.

Kalau sudah begini sapa yang kita salahkan, tak jauh-jauh lihat saja diri kita, apa yang sudah kita perbuat saat memangku jabatan? Adakah yang mampu dilakukan?

Iya, kalau sudah begini yang terbaik adalah sedikit bicara banyak berbuat itu lebih baik, jangan banyak argumen tapi banyak action, revolusi mental diri bangun komitnen, suport apa yang dibuat lingkungan kasih masukan dengan etika yang baik. Jangan campurkan kesucian dengan kemunafikan, kalau ini yang dibudayakan maka perubahan akan kita dapatkan kelak secara perlahan bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju. Insyaallah.....

Minggu, 10 Januari 2016

KARYA SENI DALAM ORGANISASI

BEM FE Universitas Asahan
Karya seni tidak hanya dapat dan dilihat dalam pergelaran seni budaya saja, atau kontes lukis dan sebagainya tapi seni juga dapat dituangkan dalam organisasi yang berbentuk Simbol, logo, Pin, hingga pernak pernik organisasi lainnya. Kali ini admin akan membahas masalah logo, Apala artinya sebuah organisasi tanpa sebuah logo yang melambangkan eksistensi sebuah organisasi, bagaikan sayur tanpa garam saja ea. Logo merupakan suatu seni berbentuk seperti halnya simbol yang menggambarkan sesuatu tentang watak, sifat, keinginan, semangat dan keadaan yang ada dan terkandung dalam maknanya. Dalam pembuatannya logo biasanya memiliki arti pilosofi yang mewakili tiap unsur bentuk/gambar yang digabungkan menjadi satu logo yang menarik. Logo bisa saja menjelaskan tentang visi misi organisasi ataupun karakter organisasi pokok. Dengan itu tiap anggota organisasi akan terbakar semangatnya ketika mengaplikasikan makna yang terkandung dalan logo organisasinya.
Itu lah yang coba dilakukan seorang mahasiswa semester 7 Fak. Ekonomi Universitas Asahan yang telah mengkreasikan seninya dalam membuat logo organisasi intra kampus seperti lembaga kekaryaan mahasiswa yang berbentuk UKM. Dalam kreasinya sebut saja Ridho Anugrah (Akrab Dipanggil Ridho) sudah mengkreasikan 2 logo organisasi intra kampus yaitu MPM UNA (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Asahan) dan UKM Olahraga FKIP UNA. Dirinya berharap sumbangsi pemikiran berbentuk seni yang tidak begitu besar dituangkan dalam logo organisasi itu dapat memberikan stimulus dan semangat bagi para roda-roda organisasi walaupun dirinya tidak berperan banyak di dalamnya, tetapi semoga karya seni yang kecil itu dapat bermanfaat bagi organisasi tersebut.

MPM Universitas Asahan Kisaran

Logo MPM UNA Dibuat Tanggal 10-11-2015
Padi menggambarkan semakin berisi maka akan semangkin menunduk, yang artinya semakin berilmu maka akan semakin merendah hati dan berguna bagi banyak orang (Intelektual)
Roda menggambarkan sebuah perjalan dan pergantian yang diatas akan kebawah dan yang dibawah akan naik keatas yang artinya adalah Regenerasi dalam kepemimpinan.
Warna kuning dan logo UNA ditengahnya menggambarkan warna dasar Universitas Asahan yang artinya darah dan marwah Universitas Asahan.
Dan bertuliskan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UNA yang artinya adalah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UNA adalah organisasi legislatif tertinggi di Universitas Asahan yang menjadi tempat penyatu fikiran dan ide – ide mahasiswa Universitas Asahan untuk kemajuan Universitas Asahan.

UKM FKIP UNA KIsaran

Logo UKM Olahraga FKIP UNA Dibuat tanggal 17-12-2015

Minggu, 11 Oktober 2015

SELAMAT BUAT GUBERNUR, SEKJEN DAN BENDUM BEM FE UNA PERIODE 2014-2015.

Selamat Buat Gubernur, Sekjen Dan Bendum BEM FE UNA Periode 2014-2015 yang baru saja di Wisuda pada hari Sabtu, 10 Oktober 2015. Semoga ilmu yang didapat bermanfaatkan buat diri sendiri, umat dan bangsa.

Wisuda adalah suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya prosesi wisuda diawali dengan prosesi masuknya rektor dan para pembantu rektor dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan. Biasanya setelah acara selesai dilakukan acara foto-foto bersama dengan orang tua, teman-teman serta suami/istri dari wisudawan/wisudawati atau dengan pasangan wisudawan/wisudawati. Dilakukan biasanya setiap akhir semester dalam kalender akademik baik semester genap maupun semester gasal (ganjil). Pada wisuda biasanya memakai pakaian yang ditentukan, pakaian pria menggunakan hem putih dan celana hitam bersepatu hitam, pakaian wanita menggunakan kebaya tradisional tipis dengan kain jarik, tapi secara umum menggunakan baju toga.

Kami segenap rekan dari Badan Eksekutif Mahasiswa mengucapkan sukses terus buat Nilam Sari Siregar (Gubernur), Patmita Sari (Sekjen), Rahmayani Nst (Bendum) BEM FE UNA.

Rahmayani Nst. SE

Nilam Sari Siregar. SE (Kanan)

Khairul Amri, Patmita Sari. SE, Rinni Lestari, Ridho Anugrah.



Sabtu, 10 Oktober 2015