Oleh : Ridho Anugrah
Kisaran (5/2/16). Hal itu memang tak bisa di pungkiri
menjadi suatu budaya dalam negeri ini. negeri ini sangat besar, sangat kaya
dengan SDA nya yang tersebar dari sabang sampai maroeke, namun kenapa kita
masih menjadi negara berkembang saja, kapan majunya? Hal itu disebabkan masih
banyak diantara kita yang hanya bisa berbicara tapi sedikit perbuatan yang bisa
kita lakukan buat bangsa ini. Tak perlu besar-besar dari hal yang terkecil saja
itu sudah menjadi bentuk perbuatan yang nyata asal itu bermanfaat bagi banyak orang, semisal
membantu orang yang sedang mengalami masalah.
Tepatnya
tanggal 5 Februari 1947 menjadi sejarah besar bagi bangsa ini lahir sebuah
himpunan mahasiswa yang disebut dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dalam
masa perjalanannya HMI juga telah banyak berjuang untuk Indonesia salah satu sejarah perjuangan HMI adalah saat dimana peran serta HMI melawan
komunis pada masa Transisi ke Orde Baru (1965-1966)
, hingga HMI menjadi bulan-bulanan PKI untuk segera
mendesak pemerintah membubarkan HMI, namun HMI tak lemah begitu kuat dan mampu
bertahan hingga sekarang ini. Sejarah itu banyak yang tidak tau, dan terkubur
begitu saja.
![]() |
HMI SYARIAH |
Di
era modern ini HMI punya tantangan baru yaitu menjadi tombak perubahan bangsa
untuk sebuah perubahan pola pikir masyarakat, perubahan mental menjadi lebih
baik, seperti slogan Bapak Presiden kita Revolusi Mental. Masyarakat kita
cenderung hanya mampu menilai, menyalahkan, mengkritisi setiap gejolak dan
perubahan yang ada di negeri ini namun tak mampu berbuat banyak. Dari yang
tekecil saja kita tak mampu melakukannya seperti budaya jujur yang pernah di
tanamkan dari orang tua kita sejak kecil. Hal ini yang membuat bangsa kita tak
mampu berubah dari posisi berkembang menjadi maju karna kita masih sibuk
berdiskusi tapi tak ada action (tindakan), masih mending kalau diskusi itu
menghasilkan solusi, yang ada malah pertengkaran. Mulai dari yang mengkritik
tak beretika menyampaikannya, kepentingan politik yang tersimpan, hingga sebab
salah paham berujung bentrok.
Kalau
sudah begini sapa yang kita salahkan, tak jauh-jauh lihat saja diri kita, apa
yang sudah kita perbuat saat memangku jabatan? Adakah yang mampu dilakukan?
Iya,
kalau sudah begini yang terbaik adalah sedikit bicara banyak berbuat itu lebih
baik, jangan banyak argumen tapi banyak action, revolusi mental diri bangun
komitnen, suport apa yang dibuat lingkungan kasih masukan dengan etika yang
baik. Jangan campurkan kesucian dengan kemunafikan, kalau ini yang dibudayakan
maka perubahan akan kita dapatkan kelak secara perlahan bangsa kita akan
menjadi bangsa yang maju. Insyaallah.....